Pondok Pesantren dan Pendidikan Berkarakter


Belajar Kesederhanaan dan Kemandirian

Sekarang dia sudah kelas satu SMP. Lalu meminta dan memilih sekolah di pondok pesantren. bagi saya pondok itu kelas berkarakter yg sdh ada sedari dulu sebelum menjamurnya rebutan istilah dan praktek sekolah berkarakter.

image

Mau tau karakter apa saja yang ada di lingkungan pondok?

Pertama, adalah kecerdasan emosional. Bagaimana kemampuan adaptasi pada lingkungan baru bukan hal yg mudah bagi kebanyakan orang. Baik bahasa, kebiasaan, penerimaan perilaku orang lain dan bagaimana lingkungan baru memperlakukan (cenderung ada bully dari senior dan yg merasa lebih kuat).

Kedua, kecerdasan disiplin waktu dan karakter mengelola manajemen waktu.  Bagaimana padatnya jam belajar dan aktifitas. Tiba2 diperkenalkan dg jam istirahat yg terbatas.

Ketiga, karakter daya tahan. Kemampuan survive menghadapi tekanan dari senior, menghadapi ketatnya aturan, serta menjalanikan aturan butuh kecerdasan penerimaan dan kesediaan menjalani.

Ke empat, karakter tanggungjawab. Dengan adanya berbagai aturan dan disiplin manajemen waktu dalam belajar dan bersantai. Mencuci baju sendiri, menyiapkan bahan belajar dibsekolah, memenuhi kebutuhan perlengkapan hidup sehari-hari. Tentu melatih pribadi belajar makin bertanggungjawab.

Kelima, karakter kesederhanaan. Mandi dengan air dan kamar mandi apa adanya. Tidur di lantai dg alas apa adanya (kadang tidak pakai). Lalu baju ganti yang apa adanya. Jajan apa adanya. Juga jatah makan yang sangat apa adanya. Adalah tempaan berlatih bersyukur dan menikmati keadaan. Yang akan menguatkan tempaan kemandirian.

Bahwa ada beragam model pondok. Ada yang skr dengan fasilitas mewah baknhotel bintang tiga dan empat. Juga ada karakter pondok yang menjual fanatisme dan spesialisasi berbagai hal yg di yakini dalam kurikulumnya.

Tapi saya bersyukur. Saat dulu si sulung mengajukan diri. Saya mondok saja, begitu katanya. Saya bersama ibunya juga tak kuasa menolak dan menahannya.

Meski saya sering menggodanya jika pondok itu makannya terbatas. Juga tidurnya terbatas. Serta bermainx terbatas. Eh dengan berbesar hati dan santai di jawabnya “alah paling sperti mabit (masa bimbingan iman dan takwa jaman di sekolah SDnya). Hehee…

Sekarang tidak terasa sudah hampir setahun dia pondok dengan spesialisasi. Metode belajar bahasa dan bukankah bahasa juga saah satu output sekolah berkarakter?? Nah ini point ke enam.

Saya bersyukur skr dia sdh mulai menyuakai menulis cerpen, aktif di pramuka, mulai gabung di redaksi siswa untuk media penerbitan dan belajar nulis2 artikel.

karakter suka belajar. Bukankah ini sudah menambah lagi tentang ada karakter apa saja bagi santri dan dunia pondok pesantren.

Ketika akhirnya lingkungan kamar, ruang kelas dan pergaulan. Bisa di duga itu semua juga akan melahirkan karakter mudah menerima, mengelola situasi dan berbagi apa yg dipunya. Serta bagaimana saling mempengaruhi. Dan bukankah disinilah pribadi di tempa tentang karakter kepemimpinan?

Waah… Ternyata secara sederhana pendididkan berkarakter. Tanpa di publikasi, dipasarkan di spanduk dan brosur. Di pampang di website. Ternyata pondok juga berkelimpahan model pendidikan berkarakter.

Selamat belajar ya kakak sulung,

Sambil menahan rindu dan memeluk rindu buat kakak Jihan

Tinggalkan komentar