GSE Angkatan XIII


Kali ini kembali di malang GSE di selenggarakan, berkat keterlibatan alumni TOT Batu “si Nova” yang suka ketawa ngakak. mengorganise dan menawarkan kepada para mahasiswa di UMM, khususnya mahasiswa Fak Ekonomi. meski sebagian lainnya peserta pelatihan bukan hanya mahasiswa fak. ekonomi. Peserta antusias dan atensinya tinggi. Mendengar Social Enterpreneur katanya baru kali ini, ya kasihan sekali……. (entah kalimatnya atau yang mengucapkannya ya…?).

Angkatan XIII. bertempat di kampus Universitas Muhammadiyah. banyak mengingatkan kesan, kebetulan aku dulu pernah sekolah di Muhammadiyah (SMP – SMA- … ). mereka ini anti terhadap TBC (takhayul, Bid’ah, Khurofat) yang ada kaitannya dengan tauhid (keyakinan ke Esaan, yang maha Di mahakan). Angka 13 yang seringkali dianggap sebagai orang symbol angka sial, kalau di muhammadiyah tidak. Dan koq ya tepat sekali angkatan 13 ini bersama para muda muhamadiyah yang mau menjadi environemntalist.

Muhammadiyah, memang tidak percaya kesialan angka 13. sebab memilih ketua umumnya, berapapun jumlah calonnya, tetap nanti yang menjadi terpilih adalah Presidium . Dan jumlah presidiumnya adalah 13 orang. Di tahun 2004 kemarin, menarik juga saat pemilu PAN yang dianggap representasi partai yang di dirikan oleh para mantan-mantan pengurus muhammadiyah, mulai dari pusat sampai di daerah. saat mengundi nomor urut partai dapat nomor 13, meski tidak sial, tetapi jelas suara PAN turun.

Ya, terlepas dari Muhammadiyah dan PAN. Angkatan 13 GSE di JAtim tetaplah para kaum muda yang luar biasa, yang mau belajar untuk menjadi pelaku dunia yang lebih baik dimasa depan. makanya sekarang mereka latihan menemukan visi pribadi dan merancang masa depannya serta menetapkan langkah barunya. terutama menetapkan langkah menjadi environmentalist yang sesuai dengan energi mereka masing-masing. Selamat datang Keluarga Environmentalis Nasional di Pelatihan GSE Angkatan 13 Jawa Timur.

ipoel, 11 maret 2007

Alumni TOT Batu Luar Biasa! Praktek Fasilitasi Perdana di Rumah Pucang


Team Bernergy East Java

“Alumni Trainer Environmentalist Movement”

 

Sejak 2-4 Maret dilakukan training for impact “menjadi environmentalist itu gampang”. Bertempat di terminal belajar terpadu <rumah pucang>, para alumni mempraktekkan pengetahuan barunya. Multi Level Movement<MLM> itu benar-benar telah terjadi, influence keluarga enviornmentalist sedang menjangkiti para kaum muda ini. Sejak hari pertama sampai terakhir mereka cukup antusias mengikuti proses pelatihan.

Sebuah keberanian melahirkan perubahan yang dilakukan oleh alumni TOT Environmentalsit yang belum genap sebulan itu, telah melakukan luar biasa. Mulai menyebarkan informasi, mendaftar, merancang proses dan melakukan pelatihannya. Ternyata bukan hal rumit. Ya, inilah minat dan energy yang telah mereka salurkan pada gerakan lingkungan dengan interestnya.

 

Barusan aku fasilitasi ngobrol reflektif untuk menemukan kekuatan paling menarik dari proses dan skill setiap orang dalam pelaksnaan pelatihan GSE yang ke 12 di Jatim ini. Pertanyaan posisitif lahirkan yang positif pula. Setiap satu orang kuminta menemukan pengalaman menariknya masing2 …( tentunya dari apa yang dirasakan). Setelah itu kuminta mereka menemukan kemampuan terbaik teman di sebelahnya saat mengawal proses pelatihan ini. Cici, menurut Didit adalah seorang yang bagus dalam opening-menyapa-murah senyum dan mendampingi peserta ssat melakukan diskusi atau tugas kelompok. Bagus, seorang yang cekatan dan mau menyumbangkan seluruh tenaganya untuk seluruh proses, baik urusan tenaga maupun pikiran dan menurut cici dia banyak membantu teman yang lain. Ari, perempuan yang yang energik dan penuh semangat dalam setiap sesi, hingga mudah menular kepada peserta, begitu temuan Bagus pada Ari. Bardan, menurut Ari adalah orang yang penuh totalitas dan punya komitmen tinggi, hampir slide dan editing untuk sesi serta dokumentasi acara pelatihan di kerjakannya tanpa beban. Dan Didit, menurut Bardan … (memang wa-da-daaah….), dia penuh optimisme dan rasa percaya diri yang tinggi hingga mampu menimbulkan semangat bagi yang lain, tidak pernah takut salah dan percaya pada proses. Salut, di usia mereka yang rata2 belum genap 24 tahun, sudah berproses sadar untuk menjalani belajar jadi asilitator.  Penuh pengalaman baru, menjadi team yang kompak dan mampu melakukan kordinasi diantara mereka adalah kekuatan yang mereka temukan adalah kekuatan dari tim (A.D.B.C.B. = Ari, Didit, Bardan, Cici, Bagus). Selamat wahai trainer environmentalist, kalian telah membuat sejarah baru di perluasan gerakan lingkungan yang kita lakukan di jatim khususnya dan Indonesia umumnya. Terus kita belajar-bersahabat-berbagi…. dengan penuh kesadaran menjalani proses belajar yang memanusiakan manusia….

 

Surabaya, 4 Maret 2007. pk.22.45 WIB.

 

ipoel

Mari Bergabung Menjadi Luar Biasa


Pemuda Visioner, Youth Environmentalist!

 
Citra diri. Adalah kata yang pas untuk menemukan siapa kita, untuk apa kita dilahirkan, kemana setelah ini. Ya pertanyaan yang tidak perlu dijadikan kerumitan dalam menatap masa depan dan menjalani hidup agar lebih bermakna dalam berelasi sebagai manusia.

 Menemukan kekuatan.  Menemukan kekuatan adalah mengenali proses belajar yang pernah kita lakukan dan meyakini yang terbaik dalam pengalaman hidup adalah energy yang luar biasa.

 Mengambangkan minat. Dalam proses pelatihan environmentalist bagi orang-orang muda ini. WALHI Jatim menyediakan tim kreatif dan para expert yang sudah berpengalaman di bidangnya. Mau mengembangkan penulisan, riset, melukis, bermusik, berteater-drama-, bikiin film kreativ tuk memperluas gerakan lingkungan. Menemukan energy innovasi dan menjadikan semua manusia tidak ada yang bodoh, tetapi semua pintar dan punya kekuatan.

 Tidak lagi defisit gagasan. Adalah riset kecil yang saya lakukan dalam perjumpaan dialog di berbagai aktivitas ketika ketemu dengan orang muda maupun yang lebih tua dariku. Ternyata ada yang menarik, saat aku bertemu mahasiswa yang baru masuk kuliah, menjelang skripsi dan setelah skripsi. Saat kutanya mereka dengan ”mau apa setelah ini?”, rata-rata semuanya menjawab. Tidak Tahu.?? Kita tidak perlu bingung melihat hal ini, wajar saja mereka mengalami kegagalan menatap masa depannya. Sebab dalam rutinitas belajarnya, mereka disuguhi belajar yang hanya memfungsikan otak depannya ”reptian brain instink”. Ya sementara neo cortex dan limbic systemnya tidak dimaksimalkan untuk menggali kecerdasan dan mentradisikan belajar adalah proses menciptakan pengetahuan baru. Dan tentunya pengetahuan ini adalah lebih banyak terlahir dari pengalaman.

 Melahirkan innovasi baru. Dalam waktu 3 hari bersama trainer environmentalist di Jawa Timur. Kami jamin anda memnemukan pengalaman belajar yang tidak ada di tempat lain. Dan mampu membuat kita mengenali potensi luar biasa kita, ya imajinasi tentunya yang benar-benar bisa membawa  kita keluar dari hal-hal yang biasa.

 Merajut tradisi baru. Di akhir sesi pelatihan environmentalist. Kegiatan kita tutup dengan melahirkan tindakan baru. Sebab jika informasi, stimulus yang telah dialami tanpa dijadikan sumber pengetahuan baru, tidak di praktekkan maka pada saat itulah kemandegan gagasan dan defisit itu terus terjadi pada kita dalam menjalani hidup.

 Mari luangkan waktu 3 hari saja, bersama WALHI Jatim untuk menjadi pemuda environmentalist bercitra diri. Tiap hari kita mulai sesi pelatihan jam 9 dan selesai jam 5 sore. So, teman-teman tidak bakalan terganggu euy waktu tuk kongkow, apel atau mo nerusin jadwal pribadi.

 

”jika kita tidak melakukan hal yang baru sama sekali,

Maka saat itulah kita tidak mampu keluar dari zona

Nyaman yang telah kita buat sendiri…..”

Mulailah dengan berani berbeda, tuk menjadi environmentalist.

Welcome! Trainer Environmentalist Club


Vibrant Bikin Cinlok kawan-kawan peserta TOT Batu…..???

Selama 4 hari di lereng gunung panderman, kami selenggarakan Training of Trainer bagi kaum muda yang interest mengembangkan penyebaran virus environmentalisme di wilayah masing-masing. Diikuti 24 orang muda, sebuah pertamuan yang dan proses belajar yang menggairahkan dan menantang. Mereka rata2 alumni GSE, jadi kalau proses yang digunakan juga tidak baru, maka para fdasilitator ini berarti tidak innovatif.

Peserta yang beragam, jalinan saling percaya dan kesediaan berbagi, menambah wnergy pelatihan ini.

Karena ada permintaan dari tokoh masyarakat lokal yang mengingninkan bahwa para pemuda dikampungnya bisa mengikuti palatihan ini, maka hadirlah anwar, jimmy yang mewakili pemuda lokal. Pertama kali kenalan mereka terlihat polos dan jujur, begitu juga yang lain.

Mengenal trainer environmentalist dimulai dengan praktek langsung memfasilitasi pertemuan kelompok. Bergiliran dan selalu diberikan kesempatan melakukan refleksi dan meberikan feedback ”umpan balik” dari yang mengamati. Setelah mengenal trainer, kami kenalkan basic skill fasilitator, tentang proses sadar dan sepenuh hati.

Menarik saat diminta membuat desain perencanaan penyebaran virus dengan kelompok sasaran kaum muda. Sebelum mengerjakan jawaban pertanyaan itu, peserta kami minta membuat pesawat dari desain unik-luar biasa-penuh dengan fasilitas, sebagai ciri khas orang kaya. Jenis pribadi, berbahan miniatur dari kertas dan di pesan oleh saudagar kaya raya namanya Ken.

Semua kelompok mendesainnya, ada yan seperti kodok ”katanya bisa bisa didarat dan dilaut”, mengingat banyak kecelakaan. Ada yang seperti bungkus kacang, dimana sebuah pesawat mono air yang take offnya pakai turbo, tetapi mendaratnya mengaktifkan medan magnet yang luar biasa untuk mendarat di lubang yanfg mirip bungkus kacang itu. Satu kelompok membuat desain pesawat yang sangat umum, panjang seprti badan pesawat umumnya yang penuh dengan fasilitas. Semua melakukan perenscaan dan pengerjaan yang bagus.

Tetapi haynya satu kelompok yang sewaktu mengerjakan pesawatnya masih sempat bertanya kepada saudagar Ken. Terjadi dialog antara si pembuat dan si pemesan ”ini yang mahal sebenarnya dalam kekuatan mempengaruhi orang lain,” Virus Environmentalisme punya kesempatan besar ketika sekarang banyak gerakan berbasis kaum muda yang menurun, terutama di kampus-kampus yang meminjam istilah set goddin suasana ”kefakuman”. Tetapi selain vakum, penyebaran virus ide jelas butuh perantara dan perantara itu adalah kesa=pengalaman setiap alumni GSE dan Trainer ini untuk menceritakan pengalaman belajarnya… mari kita perluas dan kita bangun keluarga sosial progeressive dengan Multi Level Movement, masa depan kehidupan dan keadilan lingkungan hidup yang kita jadikan pilihan tujuan bergeraknya…

Mahasiswa Pergerakan Rasakan Vibrant effect


Seni Mengorganisir Massa Versi Vibrant

Datang di tawang alun, disambut mendung gelap. Sudah sempat janjian sama „embot“ kawane Dab Rosdi Bwi dari komunitas Segotempong yang mau ngundang pelatihan BETran di Banyuwangi 9-11 Feb 2007.

 Baru saja turun, tunggu bentar. Air dah tumpah ruah di terminal. Berteduh di bawah payung „jumbo“ tempat penarik retribusi terminal, lumayan lama.

Masuk warung maunya „nakam“. E, ga taunya masakan umurnya ga tau dah berapa lama dan salah masak kali ya, bilang rawon yang kaluar masakan ga tahu apa namanya. Asing dan bikin hilang selera, krodit deh!

 Sms datang dari panitia PKL PMII Cab Jember, bahwa peserta dah nunggu. Tetapi dah ga sabar, embot menawarkan untuk memboceng terobos hujan. Energy posotof dari perkenalan pertama, berkorban demi orang yang baru ditemuinya. Jas hujan disuruh aku yang pakai, malah dia tidak pakai jas hujan.

 

Selanjutnya kami tempuh perjalanan dengan menikamti derasnya hujan, transit embot ngambil ATMnya di BNI kemudian beli bensin bentar. Satu jam perjalanan sampai deh di Pondok pesantren Nurul Qornain Sukowono Jember.

 Sesi naggung, jam 4 kami sampai. Peserta dah pada kabur ke kamar dan ga tau kemana? Kesepakatan mulai pk. 19.30 ba’da isya’.

 Mulai. Kubuka dengan perkenalan sebutkan nama, ga’ vibrant. Tetapi langsung setelah itu kujelasin orientasi norma belajar yang memanusikan manusia, peserta langsung kuajak bikin juga skala apakah pelatihan ini penting? Beragam antara yang jawab di bawah 5 dan diatas 5. ya lanjut lah… Kekuatan Menyanyi ”sunny” si bunga lestari yang syahdu itu, dinyanyikan dengan jaim2 gitu sama peserta.

 Baru setelah itu. Kugunakan kekuatan visual, muter film tentang otak ”humand mind” GET Smart, mencuplik saat ”AHA – Ide original” bisa terjadi pada setia orang kalau dia Rilexs, hasilnya emompa mereka antusias. Segera ciptakan pengertian CO menurut mereka, mengenal realitas menurut warga belajar pula.

 

Pagi 3 Februari 2007,

 Pukul 10.00 baru mulai, molor 2 jam. Padahal aku dah siap sejak 07.30…. yach mahasiswa yang katanya pergerakan ini ga tahu napa, gerakan belajar saja baru mulai pk.10.00…???

 
Pk. 14.00 selesai, dengan energy yang berbeda kuminta memberikan input ”feedback” proses semalam dan hari ini. Hasilnya memuaskan. Ini adalah materi yang paling menarik dan baru dikenal metodenya buat mereka.

 Besoknya (2 hari kemudian) tanggal 5 Februari 2007, ku terima SMS dari salah seorang peserta pelatihan ini yang katanya mau main ke Rumah Pucang ”learning hub” kami di WALHI Jatim. Ternyata peserta yang mewakili PMII Surabaya dan Kab Sumenep Madura. Mereka cerita yang tidak mungkin kulupakan.

 Bahwa setelah aku mengakhiri sesi pelatihan kemarin masih ada satu sesi naasumber yang menyampaikan materi GeoPol-GeoEkonomi dan GeoStrategi; menurut dua orang ini caranya sangat biasa alias konvensional. Nyerocos-ngomong dan khotbah, belum 30 mnit peserta bahasa non verbalnya dah pada nolak. Untung si narasumber tanggap.

Dia segera menyanya lepada peserta; Apakah materi ini tidak menarik? Jawab peserta kompak : TIDAK……! Montan dengan rendah hati si narasumber mengakiri pemaparannya dan meninggalkan panggung. Weleh3x, kasihan ya……

Kata teman PMII Surabaya dan Sumenep ini; “memang ini anti klimaks dari materi sampeyan yang membuat peserta jadi bergairah, padahal materi sampeyan di hari ke 4 dan terakhir di proses pelatihan ini. “kami ga bisa bayangkan jira materi sampeyan di taruh di PErtama atau di hari pertama pokoknya”. Apa ya jadinya perlakuan kami lepada narasumber2 lain yang setelah sampeyan? Bisa2 habis bergairah dan narasumber2 lain mengalami nasib yang sama dengan yang estela sampeyan di proses hari terakhir ini.

Vibrant memang ajaib dan timbulkan keanehan reaksi pada banyak orang yang kujumpai di setiap pelatihan. Imajinasi dan emosi “meresonansi” gelombang spirit orang menciptakan pengetahuan relajar saat relajar. Maskin berenergy dech rasanya….

 

Vibrant….

Vibrant….. kutak bosan mendendangkanmu…….

GSE Dari Jatim ke Nusantara


 Oleh-oleh selama empat hari fasilitasi TOT GSM

 untuk kawan2 SULSEL, SULUT, BALI, NTB, DKI dan Yogyakarta

di grand trawas hotel Mojokerto Jatim, 27-30 desember 2006.

 

Hari pertama ketemu pribadi2 unik yang masih biasa-biasa “jaim gitu deh” dikalangan warga belajar calon2 trainer Green /student Movement ini. Begitu perkenalan dan mendapat kesempatan untuk ngomong beberapa orang berani muncul beda dengan gayanya yang khas, seperti si Freddy peserta dari Sahabat Lingkungan Yogyakarta yang cukup gokil banget. Dalam perkenalan ini, diperkenalkan metode “JAGAD DIRI” mirip personal mandala, tetapi di perbarui dengan batasan Air, Api, udara dan tanah, dan kita adalah manusia yang ditengah2nya, jadi dengan menggunakan imajinasi tentang siapa diriku? Dijawab seperti biasanya, menggunakan gambar bukan kata-kata. Hari ini dimulai dengan membangun kekuatan bersama.

 

Hari kedua dimulai dengan review. Kemudian masuk proses  mengenalkan seni memfasilitasi dan melahirkan impian luar biasa, diakhiri dengan tugas membuat pesawat tercepat. Ternyata temuan kelompok si Fraddy lagi, membuat desain pesawat si Ufo, yang semula berbentuk pesawat kertas, tiba2 di remas2 sampai mebentuk bulatan kertas dan dilemparlah dalam demonstrasi pesawat tercepat. KElompok kedua, membuat desain pesawat yang diberinya nama si Ufi yang punya yang bias berganti bentuk menjadi mirip dengan ufo, yakni di remas hingga bulat pesawat kertasnya, luarb biasa. Pada sesi melahirkan impian luar biasa ini, disambungkan dengan pertanyaan focus apa cara yang tepat untuk menjangkau 1000 pemuda/student agar menjadi bagian GSM, bagiamana mengawali/melakukannya dan butuh berapa lama  untuk melakukan itu? Semua kelompok mempresentasikannya setelah diskusi semaleman.

 

Hari ketiga, Sesi menjadi trainer andalan dengan skill fasilitator mulai dikenalkan. Dimulai dengan sikap dasar fasilitator dan praktek memfasilitasi. Lanjut dengan fungsi dan peran fasilitator, memahami dinamika kelompok dan latihan merancang desain pelatihan. Saat presentasi dan diskusi kelompok, hari ini banyak peserta yang bukan lagi pribadi2 dihari pertama. Edan, ajaib banget. Mereka tampil dengan penuh ekspresi keluar dari formalitas dan menjadi saling terbuka-percaya, seolah benar2 menjadi keluarga yang sudah lama banget. Sesi merancang gagasan baru, benar-benar menjadi unjuk desain masing-masing kelompok dalam rencana menjangkau orang2 muda di wilayah masing-masing. Sesi penutup diakhiri dengan feedback harian seperti biasanya.

 

Hari keempat, separo hari saja. Dimulai dengan review dan implementation plan untuk menjadi tindakan nyata mereka di masing2 wilayah. Hasilnya ringkas-praktis dan konkrit sebagai tindakan 90 hari mereka dimasing-masing wilayah. Karena pukul 13.00 sudah harus chek out, tetapi dasar suasana yang lagi asyik benar, maka setelah makan siang dilanjut lagi sampai pk 15.30.

 

Wah benar-benar memukau proses empat  hari ini, meski aku ga doyan makan. Energiku masih tetap full dan tak merasakan capek. Memang energi positif menimbulkan reaksi yang makin positif dan dapat membantu kelompok untuk mencapai tujuannya dengan nilai-nilai partisipasi, benar2 terasa di empat hari ini. Fasilitasi dengan vibrant, memang ajaib dan menambah energi jalani aktivitas di environmentalisme movement ini.

Akhir tahun yang vibrant dan menambah keyakinan kalau ”training for impact” ini sangat efektif sebagai strategi menjangkau orang-orang muda, ditengah gairah movement menurun di segala lini.

Betr@n Keluarga Environmentalist Ujung Timur Jatim


Memanusiakan Manusia Dalam Belajar

Trouble maker, terminal yang riuh rendah, suara makelar yang menyaingi deru mesin bus antar kota memang mencirikan keadaan sesugguhnya. Tadi waktu mau berangkat ke Banyuwangi acara Betr@n (Banyuwangi Environmentalist Training), bersama ken dan si boy Rendy, hamper ngalami insiden. Dengan menempuh 7 jam perjalanan, sampailah kami di Taman Nasional Baluran yang berada di perbatasan Banyuwangi-Situbondo. Malam jam 21.15 kami sampai bertemu dengan Rio, Parcok, Lembok dan Murdi. Teh hangat dan alunan musik kami jadikan pengahat malam itu.

            Paginya sesi langsung mulai, seperti biasa aku hanya membuka dan memberikan orientasi pelatihan…. ”ini jika ada yang menjadi tandem”, jika tidak maka meneruskan sesinya. Kami baru tahu kalau peserta Betr@in ada yang masih SMA kelas 1, sekitar 5 orang dan yang lainnya ada yang setara dengan mahasiswa bahkan sudah selayaknya tidak mahasiswa. Hari pertama, baerhasil membuat mereka menjadi saling percaya dan menjadi kelompok belajar yang saling mendukung. Meski di feedback ada yang sampaikan tetap ada yang malu-malu dan belum lepas. Paginya dimulai dengan review apa yang sudah didapat kemarin, kali ini menggunakan ”lagu yang khas dari banyuwangi, dan setelah itu diakitkan dengan apa yang sudah didapat dalam hari kemarin.

            Banyuwangi memang menarik. Anak kelas 1 SMA itu mampu mengenali budaya yang masih ada dan mereka memapu menyanyikan jika ada kaitannya dengan lagu dan bisa melakukan gerakan jika itu adalah tarian, mungkin hanya perkembangan masakan yang belum bisa. Ada keunikan dalam meramu aneka masakan khas di banyuwangi ini, jika anda belum pernah merasakan ’rujak Soto, Pecel Rawon, Sego Tempong” cobalah kalau ke Banyuwangi.

Taman nasional Baluran…, jika malam tiba habitat nyamukmu yang seperti debu bertebangan sulit dilupakan. Apalagi gigitan nyamuk penghisap banteng hutan yang sebesar lalat-lalat, kalau hinggap dia sudah tidak pakai pilih-pilih kubang pori-pori, tetapi langsung nancep. Persis anak panah yang dilepas dari busurnya kemudian nempel disasaran.

Sesi demi sesi telah dilampaui dan hari terakhir juga menghasilkan ending luar biasa. Betrain melahirkan tindakan baru tentang bagaimana mempengaruhi 1000 pemuda di Banyuwangi dan sekitarnya menjadi Environmentalist. Tiga kelompok mempresentasikan rencana masing-masing. Tiga hari kemudian saat aku sama ken mau ke bogor, menghadiri launching rumah fasilitator, ada sms dari peserta BeTr@n ”mas saya lagi berkunjun ke sekretariat Pecinta Alam di Jember, saya membawa missi environmentalist” katanya. Kontan senang sekali membacanya, menurut si Bajul demikian nama akrabnya dia. Bahwa pecinta alam lain harus ikut merasakan pelatihan yang sama, agar mereka mendapat pengalaman dan pengetahuan. Ok, Environmentalisme telah menjadi virus di kalangan anak muda. Sebab siapa yang mau jadi environmentalist, dia akan makin trendy, cerdas, kreatif, berani berbeda dan innovatif…

GSE N-1 Full Energy


Luar Biasa! Orang Muda Bersemangat Environmentalist

Angkatan pertama Green Student Environmentalist di Kota Malang yang di ikuti oleh mahasiwa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Full Energy. Memang Vibrant timbulkan effect ajaib pada perjumpaan orang yang lagi belajar. Masih tetap di ITN. Jika angkatan sebelumnya ada banyak orang muda yang pada hari pertama, terkesan malu-malu, jaim, bahkan memang benar-benar tidak PeDe. Seperti Gerry yang mengucapkan kata lega luar biasa (…slamet-slamet…, katanya), lantas ditanya sama ken “kenpa ger?”, dengan jujur dia jawab ”lega mas rasanya habis berkenalan”. Aku sama ken senyam-senyum aja lihat tingkah dia yang tidak bias mendiamkan kaki dan wajahnya yang cengar-cengir.

Ada satu lagi si Ryan, yang sejak hari pertama lumayan agak diam, tetapi menyimak. Kalau ngomong bahasa non verbal selalu kebawa-bawa, tangannya mesti di lipat kebelakang salah satu. Tepat di hari ketiga, E… Ryan bacakan puisi yang bikin semua orang diam, sebab dia membacanya dengan serius dan berekspresi. Beda dengan gerry yang awalnya takut ngomong, selanjutnya setelah diadakan game lomba ngomong tanpa berhenti, dia mampu mengalahkan 23 kontestan peserta training GSE di angkatan dia. Ga ada memang orang bodoh dan tidak mampu di dunia ini. Buktinya saat energy posotof dialirkan melalui gelombang perjumpaan yang memberi siapapun yang kita hadapi dengan pertanyaan positif, maka jawabannya lebih positiv.

Jadi kalau energy yang kita berikan pada warga belajar sangat positiv, gelombang emosional dan fikiran orang akan lebih bergairah. Maka distulah energy belajar orang akan berlipat-lipat. Tentunya melalui tahap memberi tantangan dan membangkitkan impian mereka untuk melatih imajinasi. Sebab sudah terlalu lama dan terlalu banyak kaum muda ”mahasiswa khususnya” bermental pekerja… ada riset kecil yang saya lakukan saat berjumpa dengan mahasiwa. Baik yang akan lulus, dalam hal ini yang lagi skripsi atau sudah ujian skripsi, maupun dia yang baru masuk kampus. Ketika kutanya dengan ”kemana anda setelah ini?” dan apa yang akan anda lakukan setelah selesai kuliah. Menariknya jawaban mereka rata-rata sama, meski dengan rangkaian kata yang kadang berbeda. Iya jawab mereka ”wah tidak tahu mas, penginnya sich… ya cari kerja”. Cari Kerja??? Iya cari, semoga dapat ya… wong namanya mencari kadang nemu kadang tidak. Ini akibat dari tidak dilatihnya pengalaman mereka untuk kreatif, sehingga yang terjadi serba mekanis, minta tersedia atau lebih tepatny disediakan. Kenapa jarang ada tradisi untuk menciptakan??? Ya karena memang sejak masuk SD-Kuliah, cenderung kaum muda Indonesia tidak dilatih untuk mencipta dalam proses belajar, imajinasi dan kekuatan otak bawah sadar jarang dijadikan sentuhan saat belajar.

Imajinasi memang luar biasa dan vibrant memang membantu seklai untuk mengajak orang keluar dari hal-hal biasa, mencoba setiap hal baru akan berpotensi lahirkan pengalaman dan pengetahuan baru….

Energy dari Lamongan


Sehari di Kota Soto LA (Lamongan Asli)

Kemarin memfasilitasi pelatihan untuk Forum Komunikasi Mahasiswa Community Clollege Lamongan (CCL). Perjalanan berdua bersama Abenk “kepala divisi Pengorganisasian Rakyat dan Pengembangan Organisasi Eksekutif Daerah WALHI Jatim. Selama dua jam perjalanan dari Surabaya menuju kota Soto Lamongan.  Sesampainya langsung nyeruput kopi lamongan, bertemu panitia pelatihan.

Perkenalan dimulai dengan komik diri, full partisipasi proses.

Sebuah tantangan pelatihan yang tidak terlupakan, topik MANAJEMEN ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS KADER DAN KUWALITAS ORGANISASI. Start pagi jam 09.00 dan direncanakan selesai pk. 23.00. ya tantangan, melihat topiknya ada 3 kata kunci yang butuh dikenali dan dikenali buat peserta pelatihan, untung sudah mengenal vibrant methode. Setidaknya itu ideal dibuthkan 3 hari untuk mengenalkan lebih terproses, tetapi panitia tetap minta dalam satu hari saja. Dengan proses yang kutawarkan tanpa ada penolakan, maka kumulai aja dengan enjoy mengenalkan proses dan memberi tantangan sebaliknya buat para organiser.

            Lagu memang kesukaan dasar otak, merefleksikan dengan seksama. Kenapa lagu menjadi mudah memancing imajinasi, memang salah satu hal yang paling disukai otak manusia selain warna dan gambar. Setelah di stimulus mereka mengenal apa itu manajamen melalui mengkaitkan satu kata lagu dari ”hadapi dengan senyum” dari Dewa.

            Tanpa keraguan untuk menyebutkan,  60 peserta tetap diberi kesempatan yang sama untuk memberikan makna/pengertian  manajemen dengan satu kata yang dipilihnya. Setelah itu menggali siapa yang membutuhkan manajemen dan apakah itu penting, adalah stimulus kedua. Setelah menemukan makna, peserta kuminta menjelaskan kondisi organisasinya dengan gambar dan apa yang menjadi kekuatan dan potensi organisasi ini menjadi maju. Tetapi apa yang dibutuhkannya untuk menjadi makin luar biasa? Tanpa susah mereka membuat desain dan alur cerita tentang organisasinya.

            Berakhir dengan manis dan menyenangkan karena selama proses sangat fun dan asyik, sehingga ungkapan tulusnya di akhir acara pada keluar. Bahwa ini metode baru dan membuat kami makin percaya diri, begitu kata zuhdi (yang akrab dipanggil pak lurah). Selain itu dari 60 peserta di kahir acara hanya tersisa 38 peserta. Pengalaman yang membuatku makin percaya energy perubahan sedang terjadi dan mereka mau melanjutkan proses perjumpaan ini untuk bersama WALHI lebih jauh.

            Terimakasih Amin (sahabat yang telah menyambungkan)”, dia dulu adalah peserta pelatihan Pendidikan HAM yang pernah kufasilitasi pada tahun 2004 di Kompleks Sunan Drajad Lamongan. Peserta berharap komunikasi dan hubungan ini bia di tindaklanjuti…. iya kami undang nanti kawan2 lamongan di acara Innagurasi Sosial kaum environmentalist untuk bertemu kaum muda lainnya dari seluruh jatim di akhir tahun 2006. selamat mendapatkan energy dan selamat merasakan vibrant efek ya…..